Keterangan sejarah pada dokumen "Pidato Presiden Republik Azerbaijan Haidar Aliyev dalam pertemuan dengan para wakil masyarakat serepublik sehubungan dengan hasil konferensi tingkat tinggi Lisabon OKKE" (Istana Presiden, 6 Desember tahun 1996)


Sejak bulan Februari tahun 1992 pengaturan konflik Garabagh Atas dilakukan dengan perantaraan OKKE (sebelum tahun 1995 dinamakan sebagai DKKE) - organisasi terbesar Eropa. Pada bulan Maret tahun yang sama untuk pemecahan konflik itu diambil keputusan tentang pemanggilan konferensi DKKE. Untuk mewujudkan tujuan itu, pada tahun 1994 dalam konferensi tingkat tinggi Budapest OKKE diciptakan institusi ketua bersama dalam rangka proses Minsk.

Golongan para ketua bersama sampai sekarang menyiapkan beberapa usul dan berkali-kali mengadakan pertemuan langsung para kepala kedua negara. Dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi para kepala negara dan pemerintah yang diadakan dalam rangka OKKE untuk mengatur konflik Garabagh Atas kepala-kepala negara melakukan kegiatan yang bersangkutan.

Pertemuan tingkat tinggi OKKE yang untuk pertama kali membicarakan masalah Garabagh Atas dalam tingkat para kepala negara, diadakan pada tanggal 5-6 Desember tahun 1994 di Budapest. Dalam pertemuan itu diambil keputusan tentang penciptaan kekuatan pencipta damai OKKE dan kalau ada perlu, pemasukannya ke Garabagh Atas.

Pertemuan tingkat tinggi OKKE yang berikut - pertemuan yang memberi harapan untuk menerima prinsip-prinsip umum dalam pemecahan konflik itu dan yang berlainan dengan pentingnya diadakan pada tanggal 2-3 Desember tahun1996 di Lisabon. Dalam pertemuan tingkat tinggi itu Presiden Republik Azerbaijan Haidar Aliyev mencurahkan usaha-usaha serius untuk dimasukkannya tiga prinsip mengenai pengaturan konflik Garabagh Atas yang dikemukakan oleh pihak Azerbaijan dalam pernyataan penutup OKKE. Sebagai hasilnya, walaupun prinsip-prinsip itu tidak dimasukkan dalam deklarasi tersebut akibat digunakannya veto oleh Armenia, Haidar Aliyev pun dengan desakan vetonya mencapai dibuatnya oleh ketua OKKE pernyataan yang mencerminkan prinsip-prinsip tersebut. Pernyataan itu dimasukkan dalam jajar dokumen-dokumen resmi konferensi tingkat tinggi Lisabon.

Pada tanggal 6 Desember tahun 1996 dalam pertemuan dengan para wakil komunitas seluruh republik bertalian dengan hasil-hasil konferensi tingkat tinggi Lisabon OKKE pemimpin Azerbaijan memberi informasi secara panjang lebar tentang semua proses itu. Haidar Aliyev mengumumkan bahwa perundingan-perundingan yang berikut akan diadakan berdasarkan prinsip-prinsip Lisabon.

Tiga prinsip yang disinggung dalam konferensi tingkat tinggi Lisabon direncanakan sebagai rangka untuk perundingan-perundingan dan pembicaraan-pembicaraan yang berikut:

- Pengakuan keutuhan wilayah Azerbaijan dan Armenia;

- Pemberian status otonomi tertinggi kepada Garabagh Atas dalam susunan Azerbaijan;

- Penjaminan keamanan penduduk Garabagh Atas.

Tetapi ditolaknya pengakuan keutuhan wilayah Azerbaijan dan divetonya oleh Armenia pemasukan ketentuan-ketentuan tersebut dalam dokumen penghabisan OKKE menyebabkan ketidak-berhasilan perundingan-perundingan yang akan datang untuk pengaturan konflik itu. Justru oleh sebab itu varian-varian yang dikemukakan pada tahun-tahun 1997-1998 oleh para ketua Golongan Minsk untuk pemecahan konfliknya ditolak oleh pihak ini atau itu. Walaupun pihak Azerbaijan menyetujui pembicaraan varian-varian "bertahap" dan "paket" untuk pemecahan konflik itu, pihak Armenia menentangnya karena varian-varian tersebut tidak memberi kemungkinan untuk kemerdekaan Garabagh Atas. Varian yang berikut - varian "negara umum" tidak diterima oleh Azerbaijan karena menyangsikan keutuhan wilayah Azerbaijan.

Selama tahun 1999-2002 dalam rangka OKKE antara pemimpin-pemimpin Armenia dan Azerbaijan diadakan 20 pertemuan. Sejak tahun 2002 sesuai dengan nasihat para ketua bersama Golongan Minsk OKKE dan berkat turut sertanya mereka sendiri perundingan dilanjutkan oleh wakil-wakil pribadi yang diangkat para presiden. Dalam "proses Praha" yang dinamakan begini karena perundingan itu diadakan di kota Praha, selain wakil-wakil pribadi tersebut para menteri luar negeri kedua belah pihak pula mengadakan perundingan yang bersangkutan.

Dalam rangka proses itu pada akhir tahun 2003 dan selama tahun 2004 para presiden Azerbaijan dan Armenia bertemu dan mengadakan perundingan tiga kali. Akhirnya, dalam perundingan terakhir yang diadakan pada tanggal 9-11 Februari tahun 2006 di Paris di istana benteng Rambouillet para presiden kedua negara itu tidak berhasil mencapai persetujuan dalam masalah-masalah pokok, walaupun kepada perundingan itu ditaruh harapan tertentu.

Pentingnya pertemuan Lisabon semasih pada tanggal 6 Desember tahun 1996 dinilai oleh Haidar Aliyev bukannya dengan tidak diterimanya prinsip-prinsip itu oleh pihak Armenia, melainkan dengan perjuangan tekun yang dilakukan untuk pengumuman prinsip-prinsip tersebut. Pada waktu yang sama arti pentingnya yang besar tingkat tinggi Lisabon ialah bahwa dalam pertemuan itu kami pun membuka hakekat konflik Armenia-Azerbaijan dan memberi tahukannya baik kepada semua peserta konferensi tingkat tinggi tersebut maupun kepada komunitas internasional.

Keterangan sejarah ini disusun pada tanggal 24 Februari tahun 2006.